Pages

Powered By Blogger

Selasa, 06 November 2012

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA


1.      IDENTITAS   :
NAMA            : Fera Eka Widayanti
TTL                 : 16 Februari 1993
ALAMAT       : Bongkotan, DK XII, Beton, RT 06, Tirtonirmolo, Ksihan, Bantul, 55181

2.      RIWAYAT PENDIDIKAN (PRESTASI)
SD       :
            Sewaktu saya masih menduduki bangku sekolah dasar, saya belum pernah mengikuti perlombaan apapun, namun saat dikelas saya pernah meraih juara I dan II, pada waktu itu saya menduduki kelas 1 dan 2 SD, tapi entah kenapa sewaktu kelas 3 SD nilai saya menurun dan saya tidak pernah lagi mendapatkan juara kelas, mungkin itu karena saya pindah sekolah dan belajar dengan lingkungan baru.
            Menginjak usia 11 tahun saya mulai mempunyai keinginan untuk mengikuti suatu perlombaan, enta itu dari TPA maupun dari sekolahan. Suatu hari saya mengikuti perlombaan untuk mewakili TPA, perlombaan yang saya ikuti yaitu membaca Al Qur’an, tapi saya gagal untuk memenangkan perlombaan itu, dan saya mengambil sisibaiknya , saya sudah berani untuk tampil dan itu saya jadikan suatu pengalaman yang berharga, karena perlombaan itu pertama kali yang saya ikuti. Saya tidak berputus asa dan saya mencoba untuk mengikuti perlombaan perlombaan yang lainnya, dan di suatu bulan yang sangat suci yaitu bulan romadhan, saya mengikuti perlombaan yang diselenggarakan oleh para pemuda desa atau sering disebut juga dengan pantia ramadhan. Waktu itu sya mengikuti lomba pidato, dan saya menjadi juara pertama. Saya merasa sangat senang sekali, karena tidak disangka saya bakalan menadi juara pertama, padahal menurut pndangan saya sendiri, saya tidak akan mungkin untuk menjadi seorang juara. Tapi alhamdulillah dibulan yang suci itu saya mendapatkan juara.
SMP    :
            SMP, saya bersekolah di salah satu perguruan 6 tahun: Tsanawiyah dan Aliyah, yaitu suatu sekolah yang di dalamnya siap mencetak kader kader bangsa , yang tangguh dan yang dapat dibanggakan. Sekolah ini biyasa disebut dengan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, yang mana sistemnya adalah sekolah berasrama, banyak pengalaman pengalaman yang dapat saya ambil selama sekolah di sana, meskipun sangat minim untuk mengembangkan prestasi yang kita miliki, namun belajar berorganisasi di sekolah itu sangantlah bagus.
            Madrasah Mu’allimaat adalah sekolah putri dan sama sekali tidak terdapat siswa laki laki, akan tetapi kita bisa saling bekerjasama dan saling membantu dalam segala hal.

SMA   :
            Waktu SMA saya bersekolah tetep di Madrasah Mu’allimaat, karena menurut orang tua saya, sekolah terbaik ya di Mu’allimaat, walaupun sebenarnya saya sudah tidak betah tinggal di Mu’allimat, tapi apa boleh buat saya harus menuruti kemauan orang tua karena ridho Allah terletak pada Ridho ke dua orang tua, dan saya sangat percaya dengan pernyataan tersebut.
            Sama seperti di SMP , saya tidak pernah mendapatkan prestasi yang baik selama sekolah di Mu’allimaat, tapi saya mendapatkan banyak pengalaman berorganisasi mulai dari organisasi yang bersifat ilegal sampai organisasi yang sifatnya legal di kalangan Mu’allimaat. Dan pngalaman organisasi tersebut bisa saya terapkan di masyarakat tempat saya tinggal. Bgi mereka anak Mu’allimaat itu pengalaman organisasinya sangatlah bagus, tapi belum tentu juga sebagus yang mereka pikirkan.

3.      RIWAYAT KEHIDUPAN BERAGAMA
SD       :
            Pada waktu masih sd, kehidupan beragama saya sangatlah kurang apalagi sewaktu masih kelas 1 sampa 3. Tapi orang tua saya berusaha untuk mencarikan tempat TPA yang bisa mendidik saya untuk bisa belajar agama dengan baik. Awalnya saya susah ekali untuk berangkat di TPA tersebut, karena pada waktu itu saya belum paham dengan maksud orang tu saya mencarikan tempat TPA tersebut. Sampai sampai setiap mau berangkat TPA saya harus nangis terlebih dahulu karena tidak mau berangkat TPA dan akhirnya di paksa buat berangkat.
            1 tahun 2 tahun kegiatan TPA itu saya jalani sesuai dengan keadaan yang adda, menginjak kelas 6 saya mulai berfikir appa artinya belajar di TPA tersebut. Selama di TPA saya meraih peringkat II dan III, tapi sya tidak pernah mendapatkan peringkat   I, entah kenapa saya juga tidak tahu. Dengan saya belajar di TPA nilai pelajaran agama di sekolah meningkat, dan berangsur membaik, saya sangat senang dan merasa sedikit puas dengan hasil yang saya raih itu, coba kalau dlu saya tidak sekolah di TPA, pasti saya sangat tidak mengenal agama yang baik itu seperti appa.
            Mulai kelas 5 saya sudah diajarkan oleh orang tua saya puasa sampai magrib. Pertama saya puasa magrib susah sekali rasanya, ngrengek sama ibuk lah pengen buka ato apalah, nyuri nyuri minum, mam, pkoknya susah banget rasanya suruh puasa magrib, tapi lama lama itu sudah terbiyasa. Dan pada saat kelas 6 sd alhamdulillah saya sudah puasa penuh. Rasanya puas banget selesai bisa puasa penuh. Saat kelas 6 sd uga saya sudah mulai memakai krudung meskipun Cuma kalau pergi pergi saja. Tapi itu sudah membantu sekali untuk belajar terbiasa.
            Selama saya belajar di Tpa itu saya mulai mengenal pelajaran bahasa arab, hafalan surat surat pendek, hafalan doa sehari hari, saya juga di ajari bagaimana cara sholat yang baik, menghormati kedua orang tua, bersikap baik pada orang sekitar kita, dan tentunya belajar berpuasa sampai magrib. Dan saya sangat merasakan hasil belajar di TPA itu ketika saya duduk di kelas 6 sd, waktu itu kita di suruh menghafal surat adh dhuha, teman teman yang lain masih bingung dengan hafalan tersebut, namun saya sedikit bisa menghafal dan tinggal mengulangi, apalagi itu sebgai syarat untuk kelulusan . dan kebetulan saya uga pengend daftar sekolah di Mu’allimaat, dmna persaingannya sangatlah ketat.

SMP    :
            Smp, saya bersekolah di Madrasah Mu’allimaat, di sana saya di tuntut untuk melakukan ibadah ibadah yang jarang saya lakukan sebelumnya , seperti sholat tahajud, puasa  senin kamis, sholat dhuha dll. Dan alhamdulilah saya bisa melakukan itu semua meskipun tidak setiap hari, di sana byk di ajarkan berbagai ibadah2 sunnah. Saya merasa senang karena kebersamaan dan kekompakan tidak pernah terlepas dari siswi siswi Mu’allimaat.
            Kadang pada waktu ingin puasa senin kamis awalnya sudah ada niat tapi waktu sdh sampai madrasah dan waktu istirahat, niat puasa tersebut tiba2 hilang begitu saja , dan akhirnya tidak jadi puasa. Akan tetapi lama kelamaan saya sadar sendiri kalau terus terusan seperti itu saya gg akan dapat pahala apapun, dan akhirnya saya benar benar berniat untuk puasa senin kamis, dan akhirnya saya berhasil juga untuk melakukan ibadah sunnah tersebut. Mulai dari situ saya benar benar belajar untuk melakukan ibadah ibadah sunnah yang lainnya.
            Tibalah pada waktu kelas 3 MTS, pada waktu itu saya benar benar tidak terlalu bisa dalam mata pelajaran umum, saya merasa berat sekali dalam mendalami ilmu tersebut, saya hanya mempunyai modal percaya diri dan modal ibadah kepada Allah, saya berusaha untuk selalu puasa senin kamis, sholat tahajud, sholat dhuha dan lainnya. Al hasil, dalam ujian nasional saya berhasil lulus walaupun dengan predikat tidak memuaskan, tapi saya merasa sangat puas karena itu adalah hasil kerja keras saya sendiri, tanpa bantuan dari orang lain alias mencontek, masalah contek mencontek, insyaallah Mu’allimaat bebas dari contek mencontek, insyalh kami mengerjakan ujian dengan sejujur mungkin. Dan saya merasa bersyukur sekali karena Allah telah membantu saya dalam mengerjakan soal soal tersebut, saya semakin yakin kalau Allah itu akan selalu membantu hamba hambanya dalam keadaan sesusah apapun, namun syaratnya kita juga harus mendekatkan diri kepada Allah, mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya.

SMA/ ALIYAH         :
Lulus dari kelas 3 saya tetap melanjutkan sekolah di Madrasah Mu’allimaat, karena appaa?? Karena saya tidak mungkin kalau pindah dari Mu’allimaat dan mendapatkan sekolah yang faforit, sedangkan nilai NEM saya begitu minim, alias tidak akan mencapai target iank di targetkan oleh sekolah faforit tersebut. Mulai dari kelas satu Aliyah, entah kenapa pada waktu itu sya mulai nakal dan jarang mentaati peraturan yang telah dibuat oleh madrasah, padahal maksud madrasah membuat peraturan tersebut baik. Sekolah kami dilarang keras membawa hp alias hp bagi sekolah kami adalah barang haram, selain narkoba roko dsb, hape uga telah menjadi barang haram bagi madrasah ini. Saya dan teman teman tidak peduli dengan peraturan tersebut, kami selalu melanggarnya, hingga suatu ketika, sehabis ujian tengah semester, angkatan kelas 1 Aliyah tiba tiba ada sebuah razia besr besaran , hp saya sii tidak tersita, namun hape saya malah rusak hampir pecah karena saya taruh di sepatu dan saya injek. Sedangkan hape tmn saya adda iank kesita, mulai dari kejadian tersebut saya sdar dan saya tidak berani lagi untuk membawa hape di madrasah.
Ibadah sunnah sya juga menurun, saya jarang sholat malam, jarang sholat dhuha dan jarang puasa senin kamis, entah kenapa saya jadi semalas itu, yang adda di fikiran saya hanyalah bagaimana caranya untuk melanggar tata tertib yang telah di buat oleh Madrasah. Kelas 1 saya mulai mengenal kata cinta, pacaran, kasih sayng pada lawan jenis, saya sering ketemuan dengan siswa sekolah tetangga alias sekolah adam alias madrasah muallimiin yaitu sekolah khusus cowok, kami satu yayasan tapi beda sekolah, namun kami selalu mencari cara bagaimana untuk ketemuan, ataupun ngobrol, entah itu via telepon, chatting, facebookan dll. Sampai sampai saat di asramapun kami sempat telpon telponan dan di sadap oleh pamong asrama. Al hasil masalahpun kembali terjadi. Kelas 1 Aliyah adalah masa masa kemaksiatan, tapi maksiat kami adalah maksiat yang positip, bukan maksiat yang nyeleweng2, kami tdak pernah terhindar dari masalah2, entah masalah dengan teman, orangtua, bahkan guru. sehingga konsentrasi belajarpun terganggu dan nilai nilai pelajaran banyak yang merah. Sungguh menyedihkan.
Pada saat kenaikan kelas saya di vonis tidak naik kelas, gara gara masalah banyak dan nilai mapel merah. Hmmmmm, saya takut sekali, namun adda guru yang berbaik hati untuk memberikan saya nilai aman, dan akhirnya saya tetap naik kelas, alhamdulillah.
Kelas 2 aliyah saya mulai bertobat, dan memperbaiki kesalahan kesa;ahan yang lalu, saya berusaha untuk tidak mengulanginya kembali, dan sedikit demi sedikit saya bisa merubahnya, alhamdulillah, saya berhasil, mulai saat itu saya kembali berusaha untuk melakukan ibadah ibadah sunnah yang sempat tertinggal, saya memperbaiki diri dan saya juga berfikir untuk ikut gabung dalam organisasi organisasi yang adda, di sekolah maupun di rumah. Namun perubahan tersebut tidak berubah total, saya juga masih berpacaran, dan masih sedikit sedikit melanggar tatatertib sekolah, naun tidak separah wktu kelas 1.  
Menginjak kelas 3 saya tambah rajin dan saya mempunyai tekad dan niat untuk kembali berserah diri pada yang kuasa, mengingat ujian akhir segera datang. Saya merasa bersyukur sekali karena saya mempunyai teman teman yang sangat perhatian dengan saya, kalau saya mulai nyleneh mereka selalu mengingatkan dan kita salig mengingatkan satu dengan yang lainnya. Mereka selalu mengajari saya kalau saya tidak mengerti dengan satu mata pekajaran. Dalam fikiran saya waktu itu adalah saya harus berhasil dengan nilai yang memuaskan, banggain kedua ortu dan tidak mengecewakan orang orang yang saya sayangi. Saya tinggalkan kata PACARAN, dan mulai fokus untuk BELAJAR. Awalnya saya takut dengan undang undang baru yang menyatakan bahwa nilai UAN adalah gabungan dari nilai2 kelas 2 dan gabungan dari nilai ujian sekolah, saya gg nyakin dengan apa yang saya punyai sekarang dalam artian saya gg sepintar orang orang yang adda di sekitar kita, tapi teman teman selalu menyakinkan sya bahwa saya bisa dan saya pasti lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.
Ujian akhirpun datang, beberapa hari sebelum ujian datang saya mendapatkan kabar yang sangat menyedihkan, yaitu, seseorang yang saya sayangi telah pergi meninggalkan dunia ini, dan sya tidak akan pernah menemuinya aaggy, saya benar benar tidak mempercayai berita tersebut. Namun saya harus ikhlas dengan apa yang telah di takdirkan Allah kepadanya. Saya berusaha kuat dan tegar menerima semua cobaan ini, saya lalui ujian dengan kemampuan yng saya terima, dan saya uga harus menunjukkan pada orang orang yang saya sayangi bahwa saya bisa mengerjakan soal soal tersebut.
Sambil menunggu hasil pengumuman saya selalu mendekatkan diri pada Allah, karena saya yankin Allah akan membantu saya. Saat itu juga saya berlatih dan terus berlaih untuk berorganisasi, banyak tawaran untuk masuk dalam suatu organisasi, dan saya menyetujui salah satu tawaran yang di berikan oleh suatu orgaisasi tersebut.
Hasil pengumuman tlah di berikan dan alhamdulillah banget saya luus dengan nilai yang cukup memuaskan. Dan saya gunakan niali tersebut dengan mendaftar di salah satu perguruan tinggi swasta, dan akhinya saya di terima di pergruan tinggi tersebut, namun saya juga menunggu hasil pengumumn di perguruan tinggi negeri. 22 nya di terima ternyata, perguruan tinggi swasta dan negeri, saya bimbang dengan pilihan trsebut, karena keduanya sama sama bagus. Dan predikatnya juga sangatlah bagus. Karena saya bimbang saya memunta petunjuk dri Allah, dengan melakukan sholat istikhoroh, gg lama kemudian saya telah memantapkan diri untuk meilih salah satu perguruan tinggi tersebt, dan saya memilih peruruan tinggi negeri, yang swasta saya tinggalkan.

KULIAH        :
            Kuliah, saat ini saya kuliah di universitas islam negeri sunan kalijaga yogyakarta, menurut pandangan saya sendiri dan kedua ortu saya , saya sekolah di sinni merupakan suatu keberuntungan yang diberikan oleh Allah pada saya, saya bisa lulus seleksi SNMPTN, tanpa saya duga dan tanpa saya sadri , saya benar2 tidak ada fikiran sama sekali untuk bisa lolos dalam SNMPTN tersebut. Dibandingkan dengan teman teman yang lain, mereka jauh lebih pintar dalam hal akademik. Tapi saya merasa sangat brsyukur sekali bisa lolos dalam SNMPTN ini, saya senang dengan kemuliaan yang di berikan Allah pada saya.
            Sejak saya masuk di bangku perkuliahan saya benar benar berubah, mulai dari cara berpakaian, bergaul, serta bertata krama dengan orang lain, saya sendiri bingung dengan keadaan yang sedemikian rupa. Dalam benak saya, saya sering bertany tanya kenapa saya kok bisa berubah secepat ini, saya mulai memakai rok, dan baju baju panjang, meskipun dalam berkerudung masii sama seperti dulu. Kalau saya memakai celana rasanya sungkan banget, sampai sampai teman teman saya sekolah dulu heran dengan perubahan ini. Saya jadi sering ngjar TPA, dan berusaha untuk mencari pahala pahala lainnya. Hidup memang perputar putar kadang kta ingin berubah menjadi orang baik, kadang pula kita ingin memberontak pada keburukan. Hidup penuh dengan tantangan penuh perjuangan dan penuh dengan giuran dunia, oleh karena itu kita harus menata hati memantapkan jiwa, untuk melawan itu semua sehingga kita bisa menjadi orang orang yang beruntung dan masuk dalam golongan orang orang yang dimuliakan oleh Allah, amiin ya Robbal ‘alamiin.

4.      BAGAIMANA MENDIDIK AGAMA DALAM DIRI ANAK
Orang tua saya mengajarkan anak anaknya untuk selalu berbuat baik, dari kecil kami diajarkan untuk selalu sholat 5 waktu dan sholat tepat waktu, serta puasa romadhan secara penuh satu bulan penuh. Saya merasa miris ketika melihat tetangga2 saya tidak mengajarkan anak anaknya sebagaimana orang tua saya mengajarkan agama kebaikan pada anak anaknya. Mereka sama sekali tidak pernah berfikir tentang akhirat, dan kekuasaan yang dimiliki oleh Allah SWT. Mereka tidak peduli apakah anak anaknya sholat ataupun tidak. Apalagi anak ank jaman sekarang masii kecil omongannya sudah tidak benar, sudar mengenal cinta cintaan dan lainnya, tapi orangtua mereka tidak peduli dengan keadaan yang mereka hadapi.
Dalam berpakaian, orangtua mereka leleh luweh degan pakaian yang anak anak mereka kenakan, entah menutup aurat atau tidak, berbeda sekali dengan saya, memakai celana pensil pun saya harus beradu mulut dulu dengan ortu saya. Saya sadar sih sebenarnya dalam syari’at agama islam itu tidak di perbolehkan untuk memakai pakaian pakaian ketat seperti itu. Tapi yang namanya anak muda pasti pengen mencoba untuk memakai pakaian tersebut.  
Saya lebih miris ketika mendengar salah satu tetangga saya memaki maki orang tuanya tanpa rasa bersalah dan tanpa rasa dosa sedikitpun. Bagi saya itu sangatlah tidak sopan sekali dan anak itu bisa di sebut sebagai anak yang durhaka, dia tidak pernah mendengarkan nasehat orang tuanya, dan orang tuanya pun tidak mengajari kebaikan pada anak tersebut. Menurut saya kedua duanya salah, si anak durhaka pada orang tua, dan orang tua tidak menjalankan amanah yang telah diberikan Allah.
Alhamdulilah sekali saya sangat beruntung dan saya sangat bersyukur karena orang tua saya tidak seperti itu. Saya mempunyai orang tua yang sangat perhatian pada saya meskipun terkadang sangatlah menjengkelkan. Tapi mereka tetap the best.

Upacara Cembengan atau Kirap Temanten Tebu Pabrik Gula Madukismo













Pendahuluan
Setiap tahun , menjelang musim giling pabrik gula madukismo menggelar upacara perkawinan tebu. Tradisi ini telah berlangsung selama puluhan tahun sejak PG madukismo berdiri pada tahun 1955 dan diresmikan presiden sukarno tahun 1958.
Upacara kirab manten tebu atau yang dikenal dengan upacara cembengan merupakan ritual untuk meminta keselamatan dan hasil gula yang baik. Perkembangan selanjutnya, upacara ini bukan sekedar ritual para pekerja dan petani tebu, namun telah menjadi pesta rakyat. Upacara cembengan yang diadakan setiap tahun menjelang muim giling tersebut menjadi bertambah meriah dengan berbagai pergelaran kesenian dan pasar rakyat.
Tradisi cembengan sebenarnya merupakan tradisi warga tionghoa , cing bing. Cing bing merupakan tradisi ziarah yang dilakukan oleh masyarakat tionghoa ke makam leluhur mereka sebelum melaksanakan karya besar. Tradisi cing bing ini biasanya dilakukan oleh orang-orang tionghoa yang bekerja di pg madukismo. Perkembangan kemudian bukan warga tionghoa yang melakukan tradisi ini, masyarakat local pun turut andil di dalamnya. Masyarakat local menyebut tradisi ini dengan cing bing-an , yang kemudian popular dengan istilah cembengan, karena kata cing bing-an sulit dilafalkan oleh orang jawa.



Pembahasan
Upacara Cembengan atau Kirap Temanten Tebu
Pabrik Gula Madukismo

a.      Pengertian
Tradisi cembengan sebenarnya merupakan tradisi warga tionghoa , cing bing. Cing bing merupakan tradisi ziarah yang dilakukan oleh masyarakat tionghoa ke makam leluhur mereka sebelum melaksanakan karya besar. Tradisi cing bing ini biasanya dilakukan oleh orang-orang tionghoa yang bekerja di pg madukismo. Perkembangan kemudian bukan warga tionghoa yang melakukan tradisi ini, masyarakat local pun turut andil di dalamnya. Masyarakat local menyebut tradisi ini dengan cing bing-an , yang kemudian popular dengan istilah cembengan, karena kata cing bing-an sulit dilafalkan oleh orang jawa.
b.      Keistimewaan
Berbagai keunikan tampak dalam upacara cembengan ini. Bukan hanya kesenian tradisional maupun modern yang di gelar, namun ritual kirab manten tebu itu sendiri menjadi sesuatu yang menarik. Karena ini adalah upacara pernikahan tebu laki-laki dan perempuan.
c.       Sejarah
Setiap tahun , menjelang musim giling pabrik gula madukismo menggelar upacara perkawinan tebu. Tradisi ini telah berlangsung selama puluhan tahun sejak pg madukismi berdiri pada tahun 1955 dan diresmikan presiden sukarno tahun 1958.
Upacara kirab manten tebu atau yang dikenal dengan upacara cembengan merupakan ritual untuk meminta keselamatan dan hasil gula yang baik. Perkembangan selanjutnya, upacara ini bukan sekedar ritual para pekerja dan petani tebu, namun telah menjadi pesta rakyat. Upacara cembengan yang diadakan setiap tahun menjelang muim giling tersebut menjadi bertambah meriah dengan berbagai pergelaran kesenian dan pasar rakyat.
Tradisi cembengan sebenarnya merupakan tradisi warga tionghoa , cing bing. Cing bing merupakan tradisi ziarah yang dilakukan oleh masyarakat tionghoa ke makam leluhur mereka sebelum melaksanakan karya besar. Tradisi cing bing ini biasanya dilakukan oleh orang-orang tionghoa yang bekerja di pg madukismo. Perkembangan kemudian bukan warga tionghoa yang melakukan tradisi ini, masyarakat local pun turut andil di dalamnya. Masyarakat local menyebut tradisi ini dengan cing bing-an , yang kemudian popular dengan istilah cembengan, karena kata cing bing-an sulit dilafalkan oleh orang jawa.
d.      Analisa
Setiap tahun menjelang musim giling, pabrik gula madukismo selalu mengadakan upacara yang di sebut dengan cembengan, atau biasa di sebut juga dengan kirab temanten tebu. Yang di ikuti dengan berbagai macam pertunjukan-pertunjukan untuk meramaikan upacara tersebut. Diantaranya yaitu :
Ritual pertama yang digelar merupakan ziarah makam. Diadakan di sejumlah makam pepundhen, di makam Majapahit, makam Bah Depok dan makam Rogocolo. Ritual sesaji di ketiga makam tersebut dilakukan dengan penyebaran ancak-ancak buangan berisi tumpeng sewu dan beragam jenis sesaji lainnya. Pada intinya, upacara sesaji itu merupakan ucap syukur dan selamatan agar selama masa panen dan giling tebu diberi kelancaran dan keselamatan.
Ritual berikutnya adalah pergelaran wayang kulit, yang diselenggarakan di pantai Parangkusumo. Gelar wayang kulit yang berlangsung semalam suntuk. Keesokan harinya, ritual dilanjutkan dengan upacara penyembelihan kambing kendit dan selamatan di tobong gamping dan pompa air Jogonalan. Ini dilakukan sebagai lambang ucap syukur atas berkah pengairan yang telah menyuburkan berhektar tanaman tebu hingga menghasilkan panen yang melimpah.
Ucap syukur atas berkah yang melimpah serta perayaan kebahagiaan itu tak hanya berhenti pada simbolisasi sesaji. Tapi juga dieja-wantahkan dalam berbagai aksi kemanusiaan seperti donor darah, khitanan massal, pengobatan gratis secara medis dan pemberian santunan kepada yatim piatu. Ini dilakukan sebagai wujud nyata dari pemerataan berkah yang melimpah. Tak ketinggalan pula istighotsah di masjid Babusallam Madukismo, dan gelar kesenian dengan pentas Band, Campursari, Kroncong dan Kethoprak Mataram.
Sebagai puncak ritual jelang musim giling tebu di PG Madukismo , diselenggarakan pesta pernikahan tebu temanten. Kirab tebu temanten yang melibatkan arak-arakan prajurit mataram serta berbagai kesenian seperti jatilan dan reog tersebut digelar usai sholat asar. Sebelum di arak, terlebih dahulu diadakan doa bersama dan selametan di gedung madu candhya. Temanten tebu yang berupa dua bongkok tebu pilihan berbalut kertas merah putih, dikirab dengan kereta kuda Kiai Banyu Roto, buatan inggris tahun 1904. Kereta pusaka zaman Sultan HB VII yang bertahta hingga tahun 1920 itu berjalan anggun bagaikan sedang menghantar dua pengatin bangsawan.
Sebelum pernikahan berlangsung, pasangan pengantin di arak mengelilingi kompleks pabrik pg madukismo. Tebu tersebut juga di beri nama menurut jenis kelamin masing-masing. Penamaan sepasang pengantin tebu ini berbeda setiap tahunnya, tergantung hari pelaksanaan kirab manten tebu ini dilaksanakan.
Menurut berbagai sumber, pemberian nama tebu dan menikahkan sepasang tebu mengandung makna bahwa pasangan tersebut akan membentuk keluarga yang damai dan sejahtera. Makna lebih jauh dari penamaan dan perkawinan tersebut adalah bentuk kerja sama yang baik antara perusahaan dan para petani tebu.
Tebu yang di kirab berjumlah Sembilan batang dengan panjang sekitar empat meter setiap jenis kelamin. Tiap-tiap pasangan diikat menjadi satu menurut jenisnya. Tebu yang menjadi symbol laki-laki berwarna hitam, sedangkan yang menjadi symbol perempuan berwarna kuning. Masing-masing jenis kelamin tebu menurut tata upacara cembengan dan jenis tebu berasal dari wilayah perkebunan yang berbeda.
Pasangan pengantin tebu ini diarak menggunakan kereta yang ditarik oleh dua ekor kuda. Arak-arakan tersebut menempuh rute sepanjang kurang lebih 1 hingga 3 kilometer. Barisan paling depan biasanya adalah kelompok marching band dari beberapa sekolah di sekitar pg madukismo, kelompok kesenian seperti kuda lumping, dan para prajurit kraton Yogyakarta. Empat sosok punokawan, yaitu semar, petruk, bagong, dan gareng mengapit di sisi kanan dan kiri kereta yang membawa pengantin tebu. Barisan di belakangnya adala para petani tebu dan karyawan yang ditunjuk. Sebelum mencapai lokasi penggilingan, pasangan tebu itu akan dinikahkan di masjid yang berada di lingkungan pg madukismo.
Setelah para petani menyerahkan pengantin tebu secara simbolis kepada pihak pabrik, acara dilanjutkan dengan doa bersama untuk memohon keselamatan. Sepasang manten tebu diletakkan di mesing penggiling. Pasangan inilah yang akan di giling pertama kali ketika proses penggilingan tebu dilakukan. Di sebelah mesin berbagai jenis sesajen digelar berjajar. Sesajen tersebut berupa dua kepala sapi yang dikubur dekat mesin penggiling, serta tumpeng, ingkung, dan buah-buahan sebanyak 40 buah. Jumlah ini melambangkan jumlah unit kerja yang ada di pg madukismo.
Selain ritual doa bersama mengarak pengantin tebu, dalam rangkaian upacara cembengan tersebut juga digelar berbagai jenis kesenian. Ada pergelaran wayang kulit, festival band, pertunjukan ketoprak, pentas music dan pasar malam.
e.       Tujuan
Upacara kirab manten tebu atau yang dikenal dengan upacara cembengan merupakan ritual untuk meminta keselamatan dan hasil gula yang baik. Perkembangan selanjutnya, upacara ini bukan sekedar ritual para pekerja dan petani tebu, namun telah menjadi pesta rakyat. Upacara cembengan yang diadakan setiap tahun menjelang musim giling tersebut menjadi bertambah meriah dengan berbagai pergelaran kesenian dan pasar rakyat.
f.       Lokasi
Upacara ini dilakukan di kompleks pabrik gula madukismo yang berada di dusun padokan , kelurahan tirtonirmolo, kecamatan kasihan, kabupaten bantul. Desa ini terletak sekitar 4 km kea rah barat daya dari kota Yogyakarta.
g.      Akses
Para wisatawan yang hendak menyaksikan prosesi upacara cembengan dapat mengunjungi pg madukismo. Lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum maupun pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalur transportasi umum untuk menuju lokasi upacara cembengan adalah dari stasiun tugu naik bus trans jogja jurusan 1A, di halte bandara adisucipto pindah jurusan 3B, bus yang menuju terminal giwangan. Bagi wisatawan yang bertolak dari bandara adisucipto dapat naik bus  jurusan 3B langsung menuju terminal giwangan. Ongkos bus sekali jalan adalah Rp. 3000,00. Kemudian dari terminal giwangan menuju lokasi naik bus jurusan parangtritis.
h.      Harga tiket
Untuk menyaksikan ritual ini para pengunjung tidak dikenakan biaya apa pun.
i.        Akomodasi dan fasilitas lainnya.
Rangkaian upacara tersebut juga menyajikan berbagai hiburan dan kesenian rakyat. Selain itu, dalam rangkaian upacara ini juga desediakan berbagai makanan dan minuman tradisional oleh pihak penyelenggara , pergelaran wayang kulit dan pasar rakyat.
j.        Menurut Pandangan Islam
Dalam pandangan islam tradisi semacam itu, jelas tidak di perbolehkan atau di haramkan, karena , di dalam tradisi tersebut mengandung unsur ke syirikan, unsur kesyirikan diantaranya adalah , adanya sesajen yang di peruntukkan bagi leluhur yang sudah tidak ada, dan juga para petani tebu mengadakan selametan agar kinerja di pabrik madukismo untuk setahun kemudian bagus, dan mendapat keuntungan yang sudah di rencanakan. Ritual yang di jalankan di pabrik ini adalah Sepasang manten tebu diletakkan di mesing penggiling. Pasangan inilah yang akan di giling pertama kali ketika proses penggilingan tebu dilakukan. Di sebelah mesin berbagai jenis sesajen digelar berjajar. Sesajen tersebut berupa dua kepala sapi yang dikubur dekat mesin penggiling, serta tumpeng, ingkung, dan buah-buahan sebanyak 40 buah. Jumlah ini melambangkan jumlah unit kerja yang ada di pg madukismo.
Sesajen tujuannya memberi makan leluhur pada waktu hari tertentu atau dilakukan pada setiap hari. [Dilakukan] untuk memberikan keselamatan kepada yang masih hidup, juga persembahan kepada Tuhan yang telah memberikan sinar suci kepada para Dewa. Karena pemujaan tersebut dianggap mempengaruhi serta mengatur gerak kehidupan, bagi mereka yang masih menginginkan kehidupan [dan] hasil/rezeki di dunia akan mengadakan pemujaan dan persembahan ke hadapan para Dewa.
Masalah ini sangat bertentangan dengan Firman Allah :
”Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim."(QS. Yunus [10]:106) dan juga terdapat di dalam surat Ghofir :60.
Jadi, berdasarkan ayat di atas , sudah jelas bahwa bentuk tradisi yang berupa kirab temanten tebu itu bisa di sebut dengan bid’ah dan hal tersebut di larang oleh agama, serta tidak ada tuntunan di agama islam. Karena terdapat unsure kesyirikannya.



LAMPIRAN

CURICULUM VITAE
Nama                                       : Fera Eka Widayanti
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Tempat, Tanggal lahir             : Bantul, 16 Februari 1993
Alamat                                    : Bongotan, DK XII  RT 06, Beton, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul                            55181
Status                                      : Mahasiswa
No Telepon                             : 083867290521
e-mail                                      : phera.echa@yahoo.com
riwayat pendidikan                 : SDN I Blunyahan, lulus tahun 2005
                                                  MTS Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, lulus tahun 2008
                                                  MA Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, lulus tahun 2011
                                                  Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Pengalaman organisasi            : Karang Taruna, Remaja Masjid, IPM, SPAT








          
Daftar Pustaka

Dari beberapa sumber yang dapat di percaya , penduduk sekitar pabrik gula madukismo, dan karyawan pabrik gula madukismo.

Sabtu, 03 November 2012

PROPOSAL BHAKTI SOSIAL (KARANGTARUNA KRIDATAMA BHAKTI)



A.     DASAR PEMIKIRAN
Mengingat sekarang bangsa kita sedang terpuruk dalam dunia globalisasi yang mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang mengarah ke hal-hal yang berdamapak negatif terhadap perkembangan masyarakat. Sebagai bentuk rasa peduli kami akan keadaan sekitar, maka sebagai generasi muda ingin mengadakan sebuah bentuk kegiatan yang dapat berguna bagi masyarakat sekitar. Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa di sekitar kita terdapat orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan dari kita. Dan dengan keterkaitan antara nilai-nilai luhur kemanusiaan tersebut maka kami merencanakan untuk mengadakan sebuah bhakti sosial ke Panti Asuhan.
Kegiatan bhakti sosial ini sendiripun, sebenarnya merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial kita untuk dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat, khususnya di lingkungan Panti Asuhan. Atas dasar tersebut kami karang taruna desa Bongkotan, lahir dan siap untuk mewujudkan kegiatan tersebut.Kami sebagai generasi muda harus bisa memberikan sikap kepedulian kami untuk anak bangsa, untuk anak-anak panti asuhan yang sekiranya kurang beruntung daripada diri kami sendiri. Kami menyadari bahwa kegiatan ini tidak mempunyai arti yang besar dalam kehidupan anak-anak panti asuhan, namun ini adalah suatu usaha kami dalam mewujudkan kepedulian kami terhadap sesama.
 Dengan dukungan bapak/ibu beserta semangat kami yang ingin mengabdi kepada masyarakat, bhakti sosial ini merupakan suatu bentuk bantuan, yang walaupun kecil namun sangat berguna untuk membantu meringankan beban Panti Asuhan. Kegiatan Bhakti Sosial ini akan kami jalankan sesuai dengan kemampuan maksimal kami. Kegiatan ini juga menjelma menjadi sebuah jembatan antara kepedulian kami, sebagai masyarakat, terhadap mereka yang membutuhkan terutama pada panti-panti asuhan.


B.     LANDASAN
1.      Program kerja karang taruna kridatama bhakti Desa Bongkotan

C.    TUJUAN
1.      Untuk mewujudkan jiwa social dan pengapdian kepada masyarakat
2.      Menjalin silaturahmi antar sesama manusia
3.      Melaksanakan kewajiban kepada saudara – saudara  kita yang membutuhkan.
4.      Meningkatkan rasa kepedulian terhadap orang lain
5.      Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan

D.    NAMA KEGIATAN
Bhakti Sosial Karang Taruna Kridatama Bhakti Desa Bongkotan

E.     TEMA
“Membangun Kebersamaan, Menjalin Silaturahmi untuk Anak Bangsa”

F.     PESERTA
Peserta dari anak-anak panti asuhan, beserta para pengurus-pengurus panti, dengan target 100 peserta.

G.    WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari                       : Ahad
Tanggal                 : 22 Januari 2012
Jam                        : 07.30 – 14.00 WIB
Tempat                  : Rumah Panti Asuhan Al Fattaa
Bentuk Kegiatan   :Ramah Tamah, Ceramah dan Diskusi, Sholat Dhuha, dan     Sholat Dhuhur Berjamaah.

H.    PANITIA             : (terlampir)

I.       ANGGARAN      : (terlampir)


J.      PENUTUP
      Demikian proposal yang kami susun sebagai acuan utama penyelenggaraan Bhakti Sosial Panti Asuhan Tahun 2012. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam proposal ini akan ditetapkan kemudian. Besar harapan kami dapat terciptanya kerja sama yang sinergis dengan semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terimakasih.



                                                                                          Bongkotan, 27 Desember 2011

   Ketua Panitia Bhakti Sosial                                           Sekretaris Bhakti Sosial
Karang Taruna                                                              Karang Taruna



Didik Dharmadi                                                         Fera Eka Widayanti



                                          Mengetahui,

   Ketua RT 06                                                                    Ketua RT 07
Desa Bongkotan                                                               Desa Bongkotan



  Mugi Untara                                                                         Wiyarto


           
PANITIA BHAKTI SOSIAL 2011/2012
KARANG TARUNA KRIDATAMA BHAKTI DESA BONGKOTAN
Sekretariatan: Bongkotan, DK XII, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55181
Hp: 083867290521 (Fera), 085643913456 ( Didik), 085643376665 ( Jojon)

LAMPIRAN I SUSUNAN PANITIA

Ketua Panitia              : Didik Dharmadi
Sekretaris                    : Fera Eka Widayanti
Bendahara                   : Ferdinand Raditya H.W
Seksi Acara                 : 1. Irma Fathonah                   3. Lutu Dwi P.
                                      2. Dwi Trisnawati                 4. Rini Dwi Utami
Seksi Pendanaan         : 1. Soemarjono                       3. Jatmiko Rahmawan
                                      2. Asmiani Andrian               4. Sobar
Seksi Konsumsi           : 1. Asmi Windari                    3. Sari Wahyu Utami
                                      2. Wulandari                         4. Desty Bella Pramesty
Seksi Humas               : 1. Hanifah Septiana              3. Ramadhani Setyawan
                                      2. Ovi Norma Yunianti         4. Ridwan Sulistyo
Seksi Perlengkapan     : 1. Agus Sukamdi                  4. Agung Kurniawan
                                      2. Musvika Wibowo              5. Yusuf Rahmad Nur
                                      3. Yudha
Seksi Keamanan          : 1. Didin Sholehudin              3. Tusiman
                                      2. Mujiono                             4. Lilik


PANITIA BHAKTI SOSIAL 2011/2012
KARANG TARUNA KRIDATAMA BHAKTI DESA BONGKOTAN
Sekretariatan: Bongkotan, DK XII, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55181
Hp: 083867290521 (Fera), 085643913456 ( Didik), 085643376665 ( Jojon)

LAMPIRAN 2. SUSUNAN ACARA

Hari
Jam
Acara
Keterangan
Minggu
06.00 - 07.00
Persiapan Panitia
Panitia
07.00 -07.30
Pemberangkatan
Panitia
07.30 - 08.00
Persiapan Kegiatan
Panitia
08.00 - 08.30
Pembukaan
Panitia
08.30 - 09.00
Sambutan
Panitia dan Pengurus Panti Asuhan
09.00 - 09.30
Perkenalan Panitia
Panitia
09.30 - 10.00
Materi Motivasi
Motivator
10.15 - 11.15
Permainan
Panitia
11.30 - 12.30
Persiapan Ibadah
Panitia dan Peserta
12.30 - 13.00
Istirahat
Panitia dan Peserta
13.00 - 14.00
Pembagian Kenang-Kenangan
Panitia
14.00
Penutupan
Panitia



PANITIA BHAKTI SOSIAL 2011/2012
KARANG TARUNA KRIDATAMA BHAKTI DESA BONGKOTAN
Sekretariatan: Bongkotan, DK XII, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55181
Hp: 083867290521 (Fera), 085643913456 ( Didik), 085643376665 ( Jojon)

LAMPIRAN 3. ANGGARAN

RENCANA PENGELUARAN
No
Jenis
Item
@
Jumlah
1.
Konsumsi
150
Rp 10.000
Rp 1.500.000
2.
Kesekretariatan
1
Rp 750.000
Rp 750.000










3.
Pemateri
2
Rp 100.000
Rp 200.000
4.
Pubdekdok
1
Rp 300.000
Rp 300.000





5.
Transportasi
1
Rp 200.000
Rp 200.000
6.
Bingkisan
100
Rp 20.000
Rp 2.000.000

Jumlah Total


Rp 4.950.000

RENCANA PEMASUKAN
No
Keterangan
Banyak
Besar
Jumlah
1.
Kas Karang Taruna
1
Rp 170.000
Rp 170.000
2.
Donatur
-
Rp 4.780.000
Rp 4.780.000